Judul yang gw tulis ini adalah sebuah kutipan dari meeting dengan salah satu partner kantor gw tadi pagi.
Ok, jadi gini ceritanya. There'll something new and excited about to come in Xintesa. Whoop whoop!! Gak sabar gw nunggu bayi baru ini lahir. Its another baby to come after my 5 yo baby finaly grown up dan akan dipindah tangankan ke yang punya.
Gw ga akan cerita dulu tentang bayi ini ya. I will when its time to share it with the world. Nah, as for about the subject, "love is about making choices", ini adalah kalimat yang diucapkan sang bapak partner. Dia cerita tentang campaign productnya di bulan cinta kemarin. Saat dia memikirkan ide apa yang harus dipakai, maka terpikirlah ini sama dia. Penasaran dong, apa hubungannya cinta dengan keputusan mengambil pilihan? "I dont believe that people are fall in love. As you fall in, then you can fall out. Itu bukan hal yang sesuai untuk cinta menurut saya. Cinta itu adalah sebuah keputusan. Keputusan yang bisa jadi adalah sebuah keputusan di alam bawah sadar kita untuk mencintai seseorang, dan untuk berkomitmen untuk mencintai dia seterusnya. Itu cinta". Ini kutipan kasar gw dari obrolan tadi pagi. Which I agree.
Entah bagaimana menurut kalian yang baca, tapi gw sih setuju. Kita secara sadar memutuskan bahwa kita akan atau tidak akan mencintai seseorang. Secara sadar mengijinkan hati kita untuk siap diserahkan kepada si penerima cinta. Secara sadar mengijinkan diri kita untuk jadi vulnerable. Atau bahkan mengijinkan diri kita untuk melanggar hal hal tertentu, seperti, mungkin agama? Adat? Apa saja yang menurut kamu membutuhkan sebuah keputusan.
Mungkin secara egois kita bisa bilang "gw ga bisa memilih gw jatuh cinta sama siapa, jadi jangan salahkan gw kalo gw jatuh cinta sama dia". Itu dulu adalah pemahaman gw, jujur. Tapi setelah obrolan tadi pagi, pandangan gw pun akhirnya bergeser.
Akhirnya, ini keputusan persetujuan gw atas "love is about making choices" adalah: Pada awalnya saat kita mengalami ketertarikan atau kenyamanan dengan seseorang, kita menyadari kita merasakan sesuatu. Tapi, saat kita akhirnya memutuskan untuk mencintai orang itu atau tidak, adalah keputusan pilihan yang kita tentukan sendiri secara sadar. Apakah kita akan mencintainya? Apakah kita akan setia padanya? Apakah kita akan membiarkan perasaan itu tumbuh walau kita tahu kita beda agama? Apakah kita akan membiarkan perasaan itu tumbuh walau kita tahu suku dan adat tidak mengijinkan? Apakah kita akan menahan diri, mencari pengalihan, mencari pembanding, move on, pelampiasan, merusak masa depan, sengaja bikin hamil duluan, dll, dll, etc, etc, etc.
Either its good or bad, the decision is yours. Dan pada akhirnya, ini memperjelas beberapa pertanyaan kegalauan gw belakangan ini hahaha. Thanks pak, sharing and talking about ideas pagi ini nggak mentok aja sampe soal kerjaan tapi sampe hal hal kaya gini. :))
Comments
Post a Comment