Skip to main content

The biggest question of all time.



Questions and questions are flowing out these days. Berputar berkecamuk melebar meluas dan membengkak. Dari sekedar hal sederhana, sampai ke hal yang begitu besar dan membuat kepala mengembang dan akhirnya pecah. Pertanyaan seputar hal paling menakutkan yang akhirnya ada tertulis di dalam blog gw: komitmen.

Sesiap apakah seseorang untuk sebuah komitmen? Sesiap harus rela akan adanya perubahan besar dalam hidup? Sesiap harus tahu nilai pengorbanan diri dalam komitmen? Sesiap meninggalkan kata “aku” dan menyambut kata “kita”? Tapi sejauh mana kah peran “kita” di kedua belah pihak? Kalau komitmen itu diwarnai banyak pengorbanan, kenapa orang-orang tetap banyak yang berkomitmen? Kalau komitmen itu tidak sederhana, kenapa semua orang berlomba membuat komitmen sebelum usia 30? 

Ada apa dengan komitmen? Adakah kaitannya fleksibilitas komitmen dengan perasaan? Apakah akan ada komitmen yang berubah saat perasaan berubah? Atau setelah perasaan berubah baru kemudian bertahan karena komitmen? Atau komitmen bertahan karena adanya perasaan? Lalu apa kaitannya dengan hal lain dalam hidup? Apa hubungannya komitmen dengan dominasi? Lalu apa kaitannya dengan budaya? Apa kaitannya dengan agama? Adakah kaitannya dengan keluarga? Atau komitmen sesungguhnya adalah sebuah kesederhanaan yang harus diterima oleh semua pihak dan diljalankan bergandengan?

Kalau seandainya komitmen bisa begitu sederhana, kenapa kah gw punya tulisan ini? Kenapa kenapa kenapa. Terlalu banyak kenapa dan nggak ada satu pun jawaban yang gw terima yang bisa gw pahami, saat ini. Terlalu besar jumlah informasi yang masuk secara serentak sepertinya bikin file-file yang tersimpan di kepala gw jadi terlalu sempit dan server pusatnya kelebihan kapasitas. Oh please I need a web-service. I wish life is just as simple as stacks of servers. Yeah as if stacks of servers are simple.

Akhirnya, sampai juga ke momentnya gw menuliskan pertanyaan terbesar dalam kepala gw: seberapa siapkah gw berkomitmen? Seberapa kuatkah persiapan gw selama ini untuk menyambut yang namanya komitmen dan tanggung jawab yang ada di dalamnya? Atau, seberapa layak kah gw untuk jadi seseorang yang berkomitmen dengan orang lain?

Pertanyaan terakhir, Kenapa harus dipertanyakan, Nan? 

Comments

Popular posts from this blog

Adams Catering Jakarta - Wedding Package Review (2018)

Hola! Setelah tiga bulan, akhirnya satu per satu gw akan bayar hutang! Alias bayar hutang cerita, atau review mengenai vendor-vendor pernikahan gw yang lalu. Haha maaf lama yes, incess masih proses adaptasi dulu nih. Mulai dari adaptasi dari biasa tidur sendiri jadi berdua, sampe adaptasi bahasa, karena dari yang biasa lo lo gw gw di bekasi dan jakarta, sekarang jadi aku, kamu, nyong, koen, panjenengan, dan teman-temannya. Iyes, I finally moved out of Jakarta and stay for good in Jogjakarta, ihiy! Ok, review pertama, yang sudah banyak banget orang tanya di Instagram gw adalah review untuk wedding package yang gw ambil dari Adams Catering. Ok, first thing first, Adams Catering itu penyedia jasa catering yang juga melengkapi pelayanan jasa mereka dengan wedding package yang cukup lengkap dan ekonomis, mulai dari catering (iyalaaaah), decor, photography, make up & attire sampai pengarah acara dan hiburan. Kamu bisa lihat instagram mereka di sini: https://www.instagram.com/adamscater

Kopi Murah di Family Mart

Sebenernya sudah agak telat sih posting ini sekarang haha. Tapi gak papa, hitung-hitung latihan nulis lagi, isinya gak terlalu aktual dikiiitt gak papa yaaaa.. Akhir bulan ini tepat dua bulan gw kerja di tempat baru. Suasana baru, kebiasaan baru, adaptasi baru. Salah satu adaptasi yang masih agak berat adalah absennya gw dari dunia perkopian yang biasanya cuma bersin aja di kemang gw langsung pindah tempat dari satu coffee shop dengan picollo latte yang enak ke coffee shop lain dengan pilihan kopi lainnya yang juga enak. Sekarang gw di mega kuningan. Sempet panik, oh my, di mana gw bisa nemuin picollo latte enak yang bersin doang sampe di mega kuningan? Drama. Haha.. But hey, ternyata ada kabar bahagia! *naon iyeu teh ah*. Iyah, jadi bulan lalu itu pas mini market di basement gedung kantor baru mulai jualan kopi. Mungkin karena promo masih baru yah, demi bersaing dengan coffee shop di sekitarnya, dia jualan cuma Rp10.000 saja per cup! Murah yak! Apalagi pas promo awal dibagi voucher di

Rumah Sakit Hewan Jakarta - Ragunan

Halo ! Sebenernya sebel gak sih kalau buka blog gw tuh selalu ada posting "hai kembali lagi ke sini setelah sekian lama gak posting, nantikan posting berikutnya setelah ini, bla bla bla" tapi kemudian postingan berikutnya bisa sampai setahun lagi baru nongol? Hahahahaha. Aselik, these days mau nulis blog lagi tuh semacam syulid. Kuterlalucybuk. . Jadi, gw pengen cerita tentang pengalaman gw, nyokap dan memeng main ke Rumah Sakit Hewan Jakarta, yang ada di Ragunan, Jakarta Selatan. Gw juga ngerasa emang perlu sih posting ini gw buat. Karena ya, gw pribadi juga punya "hutang cerita" tentang pengalaman memeng dulu survive dari virus panleukopenia. Ok, sebelum semakin random arah posting gw, jadi gini, gw ceritain dulu dari awal. Gw punya kucing, namanya memeng. Nama termalas mikir untuk seekor kucing (maap ya meng). Dulu dia di rumah berdua adiknya, si putih (yha, another males mikir kinda name). Lagi lincah-lincahnya umur setahun, tiba-tiba memeng gak