Skip to main content

Posts

U

Siapa Kapan Seperti apa Bagaimana Kenapa Hanya Tuhan yang punya jawabnya Manusia hanya bisa bertanya Dan mengukir asa Setiap langkah adalah berkah Setiap detik sudah ditilik Kita hanya bisa bertanya Pada diri? Pada siapa? Pada waktu? Pada takdir? Pada keyakinan? Pada Tuhan? Kenapa, kenapa, kenapa. Terlalu banyak kenapa di kepala sempit ini. Aku, terlalu larut dalam rindu, Terlalu berteman dengan ragu, Tanpa pernah aku tahu, apa benar itu kamu.

Ternyata sesederhana itu..

Ternyata sesederhana itu. Saat hati dipenuhi emosi, saat kerasnya pikiran diliputi kemarahan. Aku hanya perlu mengingatmu. Mengingatmu. Mengingatmu. Dan mengingatmu. Lalu hilang semua kegelisahan. Siapa kah kamu? Bisa meredamkan emosiku dari jauh. Hanya mengingatmu, dan memikirkan indahnya saat-saat bersamamu, aku lepas dari belenggu. Susah aku mau bilang "bukan kamu yang aku mau". Karena kamu yang menghilangkan raguku. Karena apa. entah. Aku juga tak pernah tahu. Dan rasanya tak ingin aku cari jawaban itu.

Untuk kamu yang masih setia di sana..

saat aku jauh dari dirimu
 membelah langit membelah lautan
adakah engkau mendengar
lagu rindu yang ku tulis untukmu betapa jarak waktu memaksa kita
memaknai sebuah kata rindu
adakah engkau mendengar
doa-doaku di ruang batinmu aku akan bertahan untukmu
menjaga semua janji ini
doakan aku cepat kembali kan ku bawa sebentuk hati
yang penuh dengan cinta
hanya untuk dirimu ku titipkan engkau pada pemilik jiwa
karena ku yakin dia kan menjaga
asa yang aku tinggalkan
pada lingkar janji kehormatanmu karena aku akan bertahan untukmu, menjaga semua janji ini
doakan aku cepat kembali
kan ku bawa sebentuk hati yang penuh dengan cinta
hanya untuk dirimu karena aku akan bertahan untukmu, menjaga semua janji ini
doakan aku cepat kembali
kan ku bawa sebentuk hati yang penuh dengan cinta
 hanya untuk dirimu bila engkau menungguku  ~ musikimia, Bertahan Untukmu

Maybe, its just simply never exist.

Beberapa waktu lalu, sebelum hubungan itu berakhir, aku bertanya pada dia "apakah kamu menginginkan aku?" yang kemudian dijawabnya dengan "Iya". Saat itu aku lega. Aku merasa beban itu lepas. Pertanyaan aku terjawab, dan seluruh drama pun memudar. Tapi ternyata itu bukan sebuah awal, ternyata itu adalah sebuah akhir. Karena ternyata pertanyaan itu membuatnya kembali memikirkan semuanya dan berakhir pada keputusan untuk menyudahi apa yang kami miliki. Aku bingung. Mungkin, saat aku menjadi diriku sendiri, aku berubah jadi seorang monster yang selalu dihantui kekhawatiran akan ketidakpastian. Mungkin, saat aku berusaha jujur mengenai diri sendiri, kebenaran mengenai diri ini terlalu menakutkan. Mungkin aku bukan sosok perempuan yang selalu ada dalam sosok ideal bagi dirinya. Kemudian muncul lagi pertanyaan. "Jadi, yang selama ini kita lalui ini apa artinya buat dia?" Kenapa hanya aku yang dikaluti keraguan dan pertanyaan? Mungkin kah karena ini adalah ...

Liburan di Bandung dan Lembang, 2015 Part. 1

Jadi ya, selama ini gw beberapa kali jalan-jalan, gw tuh selalu pengen bikin postingan blognya.. Either tentang jalan-jalannya, atau pun review tempat-tempatnya. Tapi selalu aja sekip pasca liburan hahahaha. Akhirnya kali ini gw ada waktu buat nulis. Diada-adain sih ini juga hihihi. Tapi mayan kan akhirnya kesampean juga gw bisa ngepost. Ok, ini dia. Kemarin gw nginep di Bandung dan Lembang, ok ini Lembang coret, ini bagian bawahnya lembang, masih di dalam area Bandung, di Jl. Sersan Bajuri. Nanti gw ceritain lengkap. Kali ini liburan gw adalah dalam rangka ngajakin nyokap piknik. Karena nyokap butuh piknik. Yea rite, gw yang butuh piknik juga sih sebenernya hahahaha. Semua order hotel gw lakukan melalui www.traveloka.com, ini bukan blog berbayar, ini blog niat biar hits blog gw juga tinggi. #halah. Anyway. Di dalam kota Bandung, gw nginep di Grand Sovia Hotel . Posisinya pas tepat di seberang Stasiun Bandung, di Jl. Kebon Kawung No. 16, Bandung, West Java, Indonesia. Untuk harga...

Syarat Hidup - Aditya Mulya

Ini bukan tulisan saya, hasil repost dari path orang lain. Tapi karena isinya bagus dan menurut saya layak untuk menjadi pengingat terus menerus ke depannya, jadi saya repost di blog ini. Copas dari grup sebelah: Sharing dr blog Aditya Mulya 😊😉 Syarat Hidup October 12th, 2015 Generasi Sebelumnya Ada seorang operations manager dari sebuah client kantor gue – yang cool banget. Kita undang dia makan siang dan nasinya keras. Kita sebagai vendor yang baik, meminta maaf. Dia bilang, “Gak papa. Justru saya suka nasi keras. Gak suka tuh saya, beras sushi.” “Kok sukanya nasi yang keras Pak?” I cannot help but to ask. “Iya, orang tua saya ngajarin jangan pernah buang makanan. Nasi kemarin juga kita makan.” This may be simple. But this, blew my mind. Dan setelah gue menjadi orang tua, di sini lah gue lihat banyak orang tua mulai mengambil langka yang tidak disadari, berdampak. “Saya waktu kecil, miskin. Saya pastikan anak-anak saya mendapatkan yang terbaik, termahal.” “Waktu kecil, saya makan a...

To live with or without social media?

Social media, dan paradigma sosial. Sounds heavy ya. Apa pula itu paradigma sosial, saya pun asal aja pilih kata. Tapi ya, setelah beberapa bulan nggak ngepost blog, entah kenapa hari ini tiba-tiba mau nulis soal social media. Social media, adalah salah satu lahan yang sudah beberapa tahun terakhir ini dipisahkan dari hidup saya. Awalnya sih, hanya sekedar terbawa trend. Lingkungan memperkenalkan pada social media saat awal kuliah. Ingat jaman "Jangan lupa tulis testi yang di friendster gw!" sampai sekarang bergeser ke "repath yaaa..", social media selalu ada di tangan. Well, dulu sih desktop, hanya dibuka saat malam dan koneksi internet dari kabel telpon, hingga hari ini pasti buka saat di tengah perjalanan atau bahkan pekerjaan. Peran social media pun banyak bagi saya, sebagai moda aktualisasi diri, sebagai media utama yang ditawarkan kepada klien kantor, sebagai media eksistensi, sebagai media berjualan, sebagai media informasi, sebagai media silaturahmi, seb...